Dalam usia lebih kurang 40 tahun masyarakat adat Sakai mengubah pola pikir dan keseharian yang dahulu hanya menetap di dalam hutan dengan mengandalkan isi hutan sebagai bahan pangan, sandang dan papan hingga menjadi masyarakat yang mau bergabung dengan kehidupan di kota. Tidak mudah untuk masyarakat Adat Sakai yang harus di ubah, di ikuti, dan di jalani dari proses perubahan tata cara kehidupan di kota.
“Masyarakat yang tetap memegang teguh akan Adat istiadat dan budaya nenek moyang harus mengubah keadaan karena perkembangan zaman. Apalagi semakin banyak perusahaan- perusahaan yang tegak berdiri di atas Tanah Hutan Adat Sakai dan makin menyusutnya sumber pangan dari hutan yang dulu dengan luas Tanah Adat hampir 13.000 Ha. Yang sekarang sudah tinggal lebih kurang 500 Ha Tanah Hutan Adat,” Demikian di sampaikan Arbi kepada media ini
Dikatakanya, kedatangan kami sampai di lokasi bertemu dan berkumpul bersama masyarakat dan Bathin (pemimpin) Adat Sakai yang banyak bercerita tentang asal muasal Orang Sakai sampai aturan dan tata cara kehidupan saat ini. Sampailah pada kami dari kelompok pemuda pemudi Kota Dumai dalam kegiatan "Sakai Adventure Family" berniat untuk bersama-sama dengan masyarakat Adat Sakai untuk menanam 1000 batang bibit pohon di daerah Tanah Hutan Adat Sakai. Selama 2 hari di lokasi dengan selamat dan aman menanam pohon dan berkumpul bercerita bersama masyarakat Adat sakai. Alhamdulillah atas Rahmat Allah Yang Maha Kuasa memberikan kami kekuatan dan semangat untuk saling menjaga alam dan lingkungan serta budaya Tanah Hutan Adat Sakai.
Tujuan kegiatan ini adalah kami bertemu dan silaturahmi dengan masyarakat Tanah Hutan Adat Sakai Bathin Sebanga Asal. Mengenal akan adat istiadat dan budaya masyarakat. Serta, menanam 1000 batang bibit pohon di daerah hutan yang kosong/bekas terbakar.
Peserta kegiatan, Beberapa dari komunitas pemuda pemudi Kota Dumai yang bergerak di bidang penggiat dan pencinta alam dan lingkungan. Terdiri dari :
- Serdadu Alam
- Rimbawan Pesisir
- Mapala Jagat Biru
- Lentera Hijau
- Semak Beluko
- GAPADRI
- DAPUR UMUM PEDULI Dumai
- Patrapala RU II Dumai
Kegiatan
Sabtu 16.00 : ketibaan di lokasi kegiatan
20.00 : berkumpul di Rumah Adat Sakai berbagi cerita tentang sejarah Masyarakat Tanah Adat Sakai
22.00 : istirahat
Minggu 08:00 : persiapan penanaman bibit pohon
09.00 : menanam bibit pohon di daerah Tanah Hutan Adat yang kosong/bekas terbakar
12.30 : Istirahat
13.00 : Napak Tilas ke dalam Hutan Adat Sakai
15.00 : persiapan dan membersihkan area kemah peserta
16.00 : Selesai dan pulang ke habitat masing - masing peserta
Akhirnya, Puji dan Syukur atas Rahmat Allah Maha Kuasa kegiatan kami selesai dengan selamat dan aman. Dan bertemu dengan saudara - saudara yang ada di Tanah Hutan Adat Sakai di Kota Duri. Rasa syukur yang sungguh tak terkira semoga kami bisa datang dan bersama - sama menjaga kelestarian Tanah Hutan Adat Sakai tetap hijau dan lestari.terang Arbi kepada media ini.(Tati)